Bogor, 5 Juli 2024 | Zoom Meeting - Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang ancaman siber yang semakin kompleks, Pengurus Pusat KMNU menyelenggarakan webinar bertema "Ransomware: What Happens, How to Prevent it, and What the Solution". Acara ini diikuti oleh berbagai kalangan, mulai dari profesional IT hingga akademisi, yang semuanya berkomitmen untuk memperkuat keamanan siber di Indonesia.
Naoval Fawaz P, Presidium Nasional 2 KMNU yang membidangi media dan IT, membuka acara dengan penuh antusias. "Kami berharap diskusi ini memberikan pengetahuan mendalam tentang cara melindungi sistem digital dari serangan ransomware yang semakin marak. Kami juga berharap KMNU Pusat bisa merutinkan agenda diskusi seperti ini ke depannya," ujarnya.
Abdul Mujiburrohman Luthfi, S.Tr.T, seorang kader KMNU Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dengan latar belakang jurusan IT dan pengalaman sebagai engineer IT di salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, menjadi narasumber dalam diskusi kali ini.
Dalam pemaparannya, Mujib menjelaskan bahwa ransomware adalah jenis malware yang secara permanen memblokir akses ke data pribadi korban kecuali uang tebusan dibayarkan. Malware ini mengenkripsi file korban, membuatnya tidak dapat diakses, dan meminta pembayaran uang tebusan untuk mendekripsinya. Mata uang digital yang sulit dilacak seperti paysafecard atau Bitcoin dan mata uang kripto lainnya sering digunakan untuk transaksi tebusan, sehingga menyulitkan pelacakan dan penuntutan pelaku.
Salah satu kelompok penjahat dunia maya yang terkenal dengan ransomware adalah LockBit. Kelompok ini menawarkan ransomware sebagai layanan (RaaS), memungkinkan pelaku jahat untuk membayar dan menggunakan perangkat lunak ini untuk melakukan serangan. Mereka tidak hanya mengenkripsi data korban dan meminta pembayaran uang tebusan, tetapi juga mengancam akan membocorkannya ke publik jika tuntutan mereka tidak dipenuhi. Varian baru dari LockBit 3.0, yang dikenal sebagai Brain Cipher Ransomware, pertama kali disebutkan pada 16 Juni 2024, dengan tweet paling awal yang dapat dilacak berasal dari tanggal 17 Juni 2024. Pemerintah telah mengkonfirmasi bahwa gangguan pada server PDNS (Pusat Data Nasional Sementara) adalah akibat dari serangan hacker yang menggunakan varian ini.
Mujib memberikan beberapa himbauan penting bagi individu atau institusi yang terkena ransomware:
· Berusaha memecahkan kode dengan meminta bantuan kepada yang kompeten.
· Jangan bernegosiasi dengan hacker, melainkan meminta bantuan dari Ransomware Negotiator.
· Jika hacker memberikan kunci, minta bantuan Reverse Engineer yang kompeten.
· Fokus pada pemulihan data, bukan pencarian pelaku.
· Lakukan muhasabah diri dan evaluasi.
Selain itu, Mujib menjelaskan langkah preventif untuk menghindari serangan ransomware:
· Selalu berhati-hati dengan data pribadi.
· Ganti password secara berkala dan gunakan password manager.
· Gunakan autentikasi dua faktor (2FA).
· Hapus kode autentikasi atau One-Time Password (OTP) setelah digunakan.
· Backup data secara berkala.
Webinar ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat bagi para peserta dalam menghadapi dan mencegah serangan ransomware di masa depan. Semoga kegiatan ini menjadi langkah awal dalam menciptakan ekosistem digital yang lebih aman dan terlindungi.
Menemukan kesalahan pada unggahan ini? Yuk sampaikan pada kami melalui email!